Pernahkah kau menghitung detik akhir tahun dalam dekap gigil kesendirian? duduk dipojokan kamar, sudut ruang paling dekat dengan jendela yang menghadapkanmu pada langit, yang seakan menertawai kepada apa yang telah kau lalui selama ini. Tentu. Semua itu akan membuatmu berpikir, bukan?
Bahwa kemarin, kau pernah terjatuh, gagal, bahkan pernah menjadi yang paling buruk. Sudah mencoba berulangkali untuk memperbaikinya, bahkan kau tak mampu. Seperti saat kau terjatuh
karena cinta. Sudah lama kau menunggu sahutan, mencoba memperjuangkannya, sedang cinta tetap bersikukuh dengan jarak. Tetap tak mendengar, tetap tak membaca. Rupanya tak pernah menyambutmu dengan baik. Kemudian kau mengutuki setiap rasa yang dianugerahkan Tuhan untukmu, menyalahkan cinta yang kau pikir tak tepat dan rindu yang salah tuju. Padahal, adakah cinta datang memilih siapa dan untuk siapa?
Suatu masa, kaupun pernah gagal dalam usaha. Tak berbicara kepada siapapun, melupakan asupan, meninggalkan kebahagiaan, demi satu kesuksesan. Demi memperbaiki mimpi, demi melihat senyuman lain dari orang-orang yang kau cinta sayangi. Tak jarang kau menjadi gila, lupa apa, lupa siapa, lupa dimana, lupa apapun. Namun kau malah gagal. Setelah mempertaruhkan semuanya. Senyuman yang kau inginkan berubah menjadi kesedihan. Merasa kau adalah manusia terbodoh didunia, mengutuki dirimu sendiri dan tersungkur. Padahal, adakah keberhasilan tanpa kegagalan?
Ya. Dalam sebuah perayaan tahun baru, pernahkah kau berpikir tentang kesedihan? Jarang sekali. Perayaan tahun baru identik dengan kebahagiaan. Karena telah melalui satu tahun yang menurutmu tanpa cela padahal kau melupakan bahwa pernah ada banyak luka.
Dalam sebuah perayaan, tetaplah berpikir tentang masa depan. Sembuhkan semua luka kemarin. Tetap berdoa, sebab tanpa Dia, kau bukan apa-apa.
Selamat tahun baru dan semoga kita mendapatkan kebahagiaan yang sempurna.
Amin.
Bahwa kemarin, kau pernah terjatuh, gagal, bahkan pernah menjadi yang paling buruk. Sudah mencoba berulangkali untuk memperbaikinya, bahkan kau tak mampu. Seperti saat kau terjatuh
karena cinta. Sudah lama kau menunggu sahutan, mencoba memperjuangkannya, sedang cinta tetap bersikukuh dengan jarak. Tetap tak mendengar, tetap tak membaca. Rupanya tak pernah menyambutmu dengan baik. Kemudian kau mengutuki setiap rasa yang dianugerahkan Tuhan untukmu, menyalahkan cinta yang kau pikir tak tepat dan rindu yang salah tuju. Padahal, adakah cinta datang memilih siapa dan untuk siapa?
Suatu masa, kaupun pernah gagal dalam usaha. Tak berbicara kepada siapapun, melupakan asupan, meninggalkan kebahagiaan, demi satu kesuksesan. Demi memperbaiki mimpi, demi melihat senyuman lain dari orang-orang yang kau cinta sayangi. Tak jarang kau menjadi gila, lupa apa, lupa siapa, lupa dimana, lupa apapun. Namun kau malah gagal. Setelah mempertaruhkan semuanya. Senyuman yang kau inginkan berubah menjadi kesedihan. Merasa kau adalah manusia terbodoh didunia, mengutuki dirimu sendiri dan tersungkur. Padahal, adakah keberhasilan tanpa kegagalan?
Ya. Dalam sebuah perayaan tahun baru, pernahkah kau berpikir tentang kesedihan? Jarang sekali. Perayaan tahun baru identik dengan kebahagiaan. Karena telah melalui satu tahun yang menurutmu tanpa cela padahal kau melupakan bahwa pernah ada banyak luka.
Dalam sebuah perayaan, tetaplah berpikir tentang masa depan. Sembuhkan semua luka kemarin. Tetap berdoa, sebab tanpa Dia, kau bukan apa-apa.
Selamat tahun baru dan semoga kita mendapatkan kebahagiaan yang sempurna.
Amin.
Rumah tanpa pohon
Jember, 03 Januari 2017
0 komentar:
Posting Komentar