Jumat, 31 Agustus 2018

Cukup Tuhan Saja Yang Tahu

...

Selasa, 12 Juni 2018

Bunga

     Sejak pagi tadi dia mengikutiku. Gadis kecil yang suka sekali memegang ujung jilbabnya dan mengikuti kemanapun aku pergi. Kalau dilarang, dia akan menangis seharian, melempar apapun yang ada didekatnya dan tidak akan makan. Kalau sudah begitu, aku juga yang repot.
Namanya Zahra, tapi dia tidak suka dipanggil begitu, katanya, karena Zahra adalah bahasa arab sedangkan dia tidak suka bahasa arab. Jadi, dia hanya menoleh ketika kami memanggilnya... bunga.

Sabtu, 24 Maret 2018

Langit

"Aku, mengakui bahwa langit merupakan tanda-tanda (kekuasaan)-Mu yang terang dan bukti-bukti yang tegak.
Masing-masing menunaikan hujjahnya tentang Engkau dan mengakui Engkau sebagai rabb. Semuanya itu merupakan ciri khas yang membuktikan pengaruh kekuasaan-Mu dan sebagai tanda-tanda pengaturan-Mu yang Engkau tampilkan kepada makhluk-Mu.
Engkau hantarkan kepada kalbu mereka untuk mengenal-Mu

Kamis, 15 Maret 2018

Tuhan Izinkan Aku Menangis

Tuhan izinkan aku menangis, saat ini.
Seperti jerit tangisku saat melihat semesta tuk pertama kalinya.
Seperti perihnya tangisan seseorang yang sedang kehilangan kekasih.
Seperti dalamnya tangisan mereka yang sujudnya tak pernah henti.

Rabu, 14 Maret 2018

Pada Suatu Musim

     "Dek sekarang disana musim apa ya?" hari itu ibu menelpon dan seperti biasa disela pembicaraan beliau akan sempat menanyai musim apa yang sedang terjadi ditempatku. Menurutnya, dengan bertanya begitu beliau dapat memastikan bahwa aku akan baik-baik saja pada musim itu, karena ibu akan menasehati sesuai dengan keadaan, seperti apa yang harus aku hindari, apa yang harus aku bawa setiap kali keluar rumah bahkan apapun yang perlu aku persiapkan untuk musim selanjutnya.
Seperti itulah seorang ibu dan segala kecintaannya.
     Sambil tersenyum aku menjawab,"Ehm.. Disini sekarang lagi musim nikah bu"

Minggu, 11 Februari 2018

Empat Puluh Lima Tahun

Empat puluh lima tahun setelah hari ini.
Pada senja dan sudut ruangan yang sama
kita masih akan saling mengagumi,
dalam diam.

Kamis, 08 Februari 2018

Februari, lagi.

Selamat Februari, lagi.
     Sungguh rupanya telah beberapa tahun kita melalui banyak hal, dari akhir sisa malam, hingga akhir sisa temaram. Begitu banyak cerita dalam benak yang beberapanya masih sangat jelas diingatan namun beberapanya lagi telah lenyap dari ingatan -entah sejak kapan.
     Apakah selama ini kita pernah secara sadar untuk mengkoreksi segala pemikiran yang telah mendarah daging pada diri sendiri? Sudah? Alhamdulillah. Belum? Mari kita coba renungkan.

Jumat, 02 Februari 2018

Man Anta? (part 3)

Cerita sebelumnya bisa klik → disini.

     Lelaki itu melahap makanannya dengan cepat. Sedangkan aku sejak tadi hanya memutar sendok, menyentuhkan ke piring seakan aku sedang menikmati makan siangku dengan baik. Padahal sejak awal sudah tak berselera untuk makan. Sebenarnya aku cemas memikirkan perkataannya di taman tadi. 
     "Paman, kenapa harus aku?"
     Lelaki itu terdiam. Meletakkan sendoknya dan memilih memandangku.
     Tentu aku kaget.

Rabu, 31 Januari 2018

I'm Home

     Tepat saat aku bergeser duduk karena matahari mulai menghangatkan teras masjid, dan tepat saat  angin membawa daun yang sudah berwarna kecoklatan itu gugur tepat ditengah kitabku, beliau berkata "Seseorang yang ingin belajar istiqomah, sulit rasanya kalau dia hanya berkomitmen dengan dirinya sendiri, dia membutuhkan suatu sistem yang dapat mengawasi dan menjaga komitmen tersebut.."

Selasa, 23 Januari 2018

Seharusnya Bahagia Part 2

Silahkan baca cerita sebelumnya disini... Seharusnya Bahagia

     Siang itu, matahari sangat bersahabat. Sinarnya tak begitu menyengat kulit, dibilang akan turun hujanpun tidak. Sebab itu aku memutuskan untuk berjalan kaki saja, biarpun tempat itu dengan tempatku bekerja lumayan jauh tapi insyaAllah aku tidak akan sampai kelelahan.
     Setelah melewati beberapa pertokoan kota -yang tak pernah sepi dari pengunjung, aku mulai melihat beberapa pohon dari kejauhan, ah, lima menit lagi taman kota. Mohon tunggu aku sebentar lagi, paman. Akupun mulai mempercepat langkah kaki.
 
nilnafaricha Blogger Template by Ipietoon Blogger Template