Jumat, 02 Februari 2018

Man Anta? (part 3)

Cerita sebelumnya bisa klik → disini.

     Lelaki itu melahap makanannya dengan cepat. Sedangkan aku sejak tadi hanya memutar sendok, menyentuhkan ke piring seakan aku sedang menikmati makan siangku dengan baik. Padahal sejak awal sudah tak berselera untuk makan. Sebenarnya aku cemas memikirkan perkataannya di taman tadi. 
     "Paman, kenapa harus aku?"
     Lelaki itu terdiam. Meletakkan sendoknya dan memilih memandangku.
     Tentu aku kaget.
     "Maaf paman, aku sudah tidak mampu menahan penasaran ini untuk beberapa menit lagi. Silahkan kalau mau dilanjutkan lagi. Aku mau menunggu"
     Lelaki itu tersenyum "Begini nak.."
     "Sebelum menjawab itu, aku akan bercerita tentang kisahku. Tentang mengapa aku selalu duduk ditaman kota sendirian, seharian, membaca koran, dan membuat orang-orang disekitarku ketakutan (sembari tersenyum getir). Kamu siap mendengarkan nak?"
     "Tentu" Aku menganggukkan kepala. Aku sudah siap mendengarkan cerita itu sejak dua tahun yang lalu, paman.
     "Cerita ini bermula dari kisah tentang dunia, manusia dan kemudian agama. Saat itu aku masih seperti manusia muda biasanya yang bahagia dan saat itu akupun sedang jatuh cinta." Lelaki itu menoleh kearah luar jendela dan tersenyum.
     "Namun ternyata tak beberapa lama, kebahagiaanku sedikit demi sedikit kian memudar. Ada saja yang menghapusnya. Puncaknya, saat itu aku dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama berat."
     "Bimbang untuk memilih cinta mana yang sesuai dengan keinginanmu begitu paman?"tanyaku asal.
     "Hahaa, dasar anak muda! Bukan cuma itu. Kan aku sudah bilang, ini soal dunia, manusia dan agama. Entahlah, saat itu, tiba-tiba duniaku mengecil. Aku tidak lagi mengenal siapa-siapa. Aku enggan untuk berinteraksi dengan siapapun, karena aku, setiap aku berbicara dan menatap seseorang, aku akan benci"
     "Kok bisa?"
     "Entahlah, tiba-tiba saja aku benci kepada manusia. Yaa mesti aku tau bahwa aku sendiri adalah manusia"
     "Paman aneh."
     "Haha.. Bukan hanya dirimu nak, aku sendiripun merasa aneh. Masalahku terlalu besar.."
     "Sebenarnya apa sih masalahmu paman?"


Bersambung . . .

Mungkin ada masukan.
Enaknya si paman punya masalah apa ya?
Saya bingung sih. Gini kalau nulisnya ngasal. 
Maafkan.

NF.
Rumah tanpa pohon.
Jember, 02 Februari 2018.

2 komentar:

  1. Masukannya adalah, kan si paman benci sama manusia. Ya dilanjutin kenapa dia benci kepada manusia. Kalau dikaitkan dengan agama dan dunia berarti seperti firman Tuhan bahwa ketika Tuhan hendak menciptakan manusia di bumi para malaikat menyanggah, "Kenapa hendak engkau ciptakan manusia yang berbuat kerusakan di bumi," Namun Tuhan menjawab, "Aku lebih tahu"

    Gitu mbak ... Dan pada kenyataannya manusia yang mencintai dunia ini dibanding kecintaan pada Tuhan, menjadi manusia yang rakus dan perusak di muka bumi.

    Salam kenal dari DLC

    BalasHapus
  2. Salam kenal mbak DLC, alhamdulillah, terimakasih bgt yaa untuk masukannya. InsyaAllah secepatnya saya lanjutkan.

    BalasHapus

 
nilnafaricha Blogger Template by Ipietoon Blogger Template