Rabu, 14 Maret 2018

Pada Suatu Musim

     "Dek sekarang disana musim apa ya?" hari itu ibu menelpon dan seperti biasa disela pembicaraan beliau akan sempat menanyai musim apa yang sedang terjadi ditempatku. Menurutnya, dengan bertanya begitu beliau dapat memastikan bahwa aku akan baik-baik saja pada musim itu, karena ibu akan menasehati sesuai dengan keadaan, seperti apa yang harus aku hindari, apa yang harus aku bawa setiap kali keluar rumah bahkan apapun yang perlu aku persiapkan untuk musim selanjutnya.
Seperti itulah seorang ibu dan segala kecintaannya.
     Sambil tersenyum aku menjawab,"Ehm.. Disini sekarang lagi musim nikah bu"
     "Loh, bagaimana keadaannya adek? apakah baik-baik saja?" tanya ibu lagi, dengan nada khawatir yang dibuat-buat. Sepertinya ibu sedang ingin menanggapi candaan putrinya. Ah, ibu.
     "Tidak begitu baik bu, hati adek rasanya seperti luka yang terkena jeruk nipis, tiap harinya perih"
     Otomatis. Ibu tertawa tak henti sampai terbatuk-batuk.
     "Ibu, udahan ketawanya dong. Adek ini seriusan"
     Setelah menunggu satu menitan, ibu mulai berbicara lagi, "Oke. Sekarang seriusan ya. Adek udah mempersiapkan apa aja buat musim ini?"
     "Amplop bu"
     "Masyaallah, adek.. (sambil tertawa) kalau ibu udah ngajak seriusan adek malah bercanda"
     "Nah, kan jawaban adek juga bener bu"
     "Iya sih, tapi maksud ibu, adek udah mempersiapkan apa aja buat menghadapi sebuah proses hidup yang pasti akan adek jalani setelah ini?"
     "Kok jadi serius begini bu? Ibu tenang aja, adek udah banyak mempersiapkan kok"
     "Buktinya?"
     "Hanya Allah yang tau bu, hehe"
     "Dek, dengarkan ibu baik-baik, umurnya manusia siapa yang tau hayo? cuma Allah kan?"
     "Terus kapan adek kasih cucu ke ibu, gitu? please bu, jangan pake alasan klise deh."
Ibu tertawa lagi.
     "Dek, nikah itu butuh persiapan, misalnya nih seperti persiapan acara pra, pasca dan saat pernikahan, nah yang penting buat dipersiapkan lagi seperti cara bagaimana mengatur rumah tangga, mengetahui hak dan kewajiban seorang istri, cara membangun keluarga yang islami, cara mendidik anak, cara menjalin hubungan kekerabatan, sosialnya juga dapat nih dek, agar dapat bertetangga dengan baik, dan semua hal yang bisa menunjang terwujudnya keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah. Ada banyak hal yang perlu adek pelajari kan?"
     "Iya bu"
     "Nah semua itu porosnya ada pada tanggung jawab dek. Nanti kalau udah nikah tanggung jawab adek tambah besar. Adek masih ingat ayat Alquran yang bunyinya
قو انفسكم واهليكم نارا ? emang gimana artinya dek?"
     "Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, gitu ya bu?"
     "Iya, betul nak." ....dan ibu melanjutkan nasehatnya. "Nah, kalau tadi ibu dengar adek udah banyak mempersiapkan perihal ini, dan adek masih merahasiakan dari ibu. Ibu masih bisa nrimo. Tapi kalau tentang calon menantu, apa juga mau dirahasiakan dari ibu?"
     "Ya, nggaklah bu, hehe"
     "Emang udah ada dek?"
Hening.
Belum bu.. Belum. Jeritku dalam hati.
     "Pilih yang agamanya baik dek, biar bisa saling mengingatkan dan menguatkan hablum minallah (hubungan dengan Allah SWT.) pada kisah hidup adek selanjutnya."
     "Iya bu, mohon restu dan doa dari ibu selalu"
     "Lah emang sekarang disana lagi musim apa sih dek?" Kami-pun tertawa.

...Ah, musim apa saat ini?


NF.
Asoka Timur.
Rabu, 14 Maret 18.

0 komentar:

Posting Komentar

 
nilnafaricha Blogger Template by Ipietoon Blogger Template