Senin, 18 Januari 2016

Cerita Perempuan

Aku perempuan yang tidak jauh berbeda dengan yang lain, sama-sama suka bercerita. Setiap harinya, jika diperkenankan mampu melihat isi kepala perempuan, maka akan selalu menemukan serangkaian kata yang berputar-putar yang siap untuk mereka ceritakan beberapa saat kemudian kepada siapa saja. Semua hal yang telah mereka lihat, misal, atau semua hal yang telah mereka dengar akan mampu mereka gambarkan dengan cerita yang sangat baik.

Perempuan tak pernah kehabisan kata, tak pernah kehabisan cerita, dimanapun, kapanpun.

Serupa cahaya matahari, cerita itu terkadang menghangatkan, membakar, dan bahkan menjadi sangat dirindukan. Begitulah cerita yang dibuat, terkadang terasa seperti matahari terbit yang mampu menghangatkan gigil sisa semalam dan terasa menjadi penyemangat.

Adakalanya cerita yang dibuat perempuan menjadi hal yang sangat dirindukan, ya, seperti senja yang kehadirannya meneduhkan, seperti senyum kekasih, yang menawan dan mendebarkan.

Membaca perempuan sama halnya membaca cerita-ceritanya. Cerita yang tak pernah ada habisnya.

Perempuan sangat suka sekali bercerita, tapi terkadang mereka lupa diri bahwa tidak semua cerita yang mereka buat itu pantas untuk diceritakan. Tanpa sadar, cerita itu akan menyulitkan diri mereka sendiri. Bahkan sudah banyak dari perempuan yang terpuruk karena ceritanya sendiri dan sudah banyak sekali hubungan yang rusak karena cerita yang dibuat oleh perempuan.

Satu lagi yang sering dilupakan perempuan ketika bercerita, bahwa ketika mereka sudah memulai untuk bercerita tentang suatu hal maka mulailah lupakan cerita yang kau buat untuk mereka. Karena mereka tidak akan menjadi pendengar yang baik ketika mereka sedang ingin menjadi pencerita yang baik. Lupa diri dan juga lupa waktu.

Itulah perempuan dan cerita-ceritanya.

Seandainya perempuan tahu ada hal menarik dari cerita yang mereka buat, misalnya mampu untuk menuliskan cerita itu sehingga menjadi sebuah cerita pendek atau bahkan novel yang menarik. Pasti tidak lagi ada konotasi negatif perihal perempuan dan cerita-ceritanya.

Perempuan, kau cantik ketika bercerita.
Namun kau lebih cantik ketika mampu berkarya.


 Sembari menunggu senja
Gazebo Patrang, 18 Januari 2016

0 komentar:

Posting Komentar

 
nilnafaricha Blogger Template by Ipietoon Blogger Template